Kini saatnya kita membuka jendela dunia bagi adik-adik di pelosok Indonesia

“Kalau seandainya di kelas saya ada rak buku yang kosong, saya ingin menaruh buku cerita tentang Ayo Menanam Pohon,”  itulah harapan dari Sita, salah satu murid SDN Manefu yang terletak di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Setiap kali jadwal pelajaran Bahasa Indonesia tiba, Sita menyambutnya dengan riang gembira karena ia bisa membaca buku cerita. Namun, seringkali Sita dan teman-temannya merasa bosan karena membaca ulang buku yang ada. Jumlah dan varian buku yang terbatas dan tidak ada perpustakaan di sekolah jadi penyebabnya.

Hal ini tidak hanya dialami oleh adik-adik di SDN Manefu. Kenyataannya, jumlah perpustakaan sekolah di pelosok Indonesia masih minim dan rendahnya kebiasaan masyarakat dalam membaca. Berdasarkan data dari Kemendikbud tahun 2019, Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) Provisi Nusa Tenggara Timur menempati posisi ke-4 terendah dari 34 provinsi di Indonesia. Bergeser ke Nusa Tenggara Barat, YAPPIKA-ActionAid akan memfokuskan kegiatan di Bima yang capaian literasi dan numerasinya bersifat sedang (Asesmen Nasional Kemdikbud 2023)

Melihat kondisi ini, YAPPIKA-ActionAid ingin menggerakan literasi melalui kampanye Bale Belajar di Bima, Nusa Tenggara Barat dengan:

1. Pengadaan pojok baca di tiap kelas
2. Menambah jumlah dan variasi buku bacaan
3. Menyediakan beragam alat peraga edukasi
4. Menghidupkan gerakan membaca 1 jam setiap hari
5. Pelajaran tambahan calistung (baca, tulis, hitung)
6. Peningkatan kapasitas guru agar pembelajaran semakin inovatif

Namun, kami membutuhkan bantuan Sahabat agar adik-adik mendapatkan fasilitas pendidikan terbaik. Maukah kamu ikut membuka jendela dunia bagi mereka? Klik Donasi Sekarang.